Feed RSS

Kecanduan Facebook Itu Merusak ?

Artikel ini saya dapatkan dari email seorang teman. Saya merasa artikel ini cukup bermanfaat untuk membuka wawasan kita akan suatu situasi dan kondisi yang selama ini kita geluti dengan akrab. Kemudian atas persetujuan beliau, saya posting di sini dengan penyesuaian secukupnya. Kiranya bermanfaat buat kita.


Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya.

Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini.

Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.

Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.

Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim email. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.

Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh.

“Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat”

Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.

Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini.

“Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah,” tegasnya.

Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, membaca message ini, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.

(tambahan dari penulis)

Ini juga berlaku untuk situs jejaring sosial lainnya seperti Friendster.

Pertanyaan yang tersisa, kita termasuk kategori yang mana kah ?

\(x___x)/

Fan

About fantubilog

just a simple ordinary man... my simple motto is 'no body is perfect' ... ...

Satu tanggapan »

  1. OH Githu toh….weleh-weleh….. bahaya juga yach????? 😦

    Suka

    Balas
    • yaaa … tergantung juga sih…
      kalo udah kecanduan … yaaaaaaaa berbahaya donk

      kalo misalnya lagi asik ber-facebook-ria … trus digangguin sama anak .. trus marah2 … ini yang berbahaya … berarti udah kecanduan … 😀

      Suka

      Balas
  2. Untung saya tidak terlalu aktif(tidak aktif sama sekali) di fb atau fs.
    Tapi mas kalau blogging gak merusak juga yah?

    Suka

    Balas
    • tergantung juga …

      kalo blogging-nya udah gak ingat anak istri … gak peduli lagi ama pacar … gak makan2 … gak minum2 … gak mandi2 … gak ganti2 baju … gak bisa lepas dari komputer / hape … yaaaa berbahaya toh ???!

      yang penting … sewajarnya aja ….

      Suka

      Balas
  3. menurut saya, klo “kecanduan” nya membawa manfaat ga papa..dan manfaatnya kn sangat subjektif..:D

    Suka

    Balas
  4. untung facebookku gak diurus lagi,,
    sekarang sudah berpindah ke Blog WordPress

    Suka

    Balas
  5. kalo aku bukan takut kanker atw pikun. aku cuma takut kehilangan teman… bwat apa banyak teman di dunia maya, kalo di alam nyata kita sendirian saja.

    Suka

    Balas
  6. oya, tukeran link yuk! blog mas fan udah ku link tuh… 😉

    Suka

    Balas
  7. friendster sama facebook bagusan mana?

    Suka

    Balas
    • waaa … ini tergantung selera ….

      kalo menurut aku sih, FS itu cocok buat anak abg / remaja … sedangkan FB cocok buat yg seriusan karena di FB kita mesti tampil sebenarnya … nama sebenarnya, bukan nama main2 …. 😀

      Suka

      Balas
  8. Waduh! aku udah menyadari dampak negatif ISN sejak lama.
    bener mas Fan! aku dah bikin draft dampak negatif facebook. artikel disini bleh buat nambahin, yah!

    Suka

    Balas
  9. betul juga ya, kita harus banyak teman di alam nyata. juga di alam baka, eh salah maksudku di alam maya, aku juga suka lho sama luna maya hehe

    Suka

    Balas
  10. Terima kasih brow, artikel ini sangat bagus.
    Jika saya sebarkan ke teman2 apa boleh?
    Thx.

    Suka

    Balas
  11. Haha…dari Networking bisa jadi Notworking yach?…

    Keknya jadi “kacamata pembesar pribadi” deh…hahaha

    Hmm… bagus tulisan-tulisan diblogne, lucu-lucu juga ada…hahahah…

    Jadi pengen sering meluncur…heheh..
    Oh ya, tukeran link dunk… Udah ku link tuh… 😀

    Salam hangat.

    Suka

    Balas
  12. wAH…. Begitu yah??? ternyata???? Tapi Emang lebih asik Face to face.. ketemu langsung… kalo saling suka kan bisa bercinta….. hahai… tuh kalo punya psangan lawan jenis juga loh.

    Suka

    Balas
    • yah semua tergantung pada pribadi kita masing2.. kalo kita bisa mengontrolnya dan tidak terlalu dibelenggu olehnya.. kenapa tidak ? fesbuk itu asik2 aja kok sepanjang proses dan progresnya seimbang antara dunia nyata dengan dunia maya ….

      segala sesuatu yg berkelebihan itu tidak baik akibatnya…

      Suka

      Balas
  13. FACEBOOK ITU RACUN SEGALA ASPEK KEHIDUPAN…!!
    HACK FACEBOOK & HANCURKAN…!!

    Suka

    Balas

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.